Lintaskontainer.co.id, Jakarta, 17 Juli 2025 – Upaya menekan polusi udara di kawasan pelabuhan intensif dilakukan dengan menguji emisi kendaraan operasional. Sebagaimana diluncurkan oleh Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan PT Pelindo pada Kamis (17/7/2025) pukul 20:55 WIB.
Program ini menargetkan pengurangan emisi karbon di delapan pelabuhan utama, termasuk Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap target net-zero emission 2060.

Baca Juga
DPR Dorong Transportasi Logistik Layak untuk KEK Sei Mangkei, Targetkan Pertumbuhan Ekonomi
Tes emisi dilakukan pada lebih dari 300 kendaraan, termasuk truk kontainer, reach stacker, dan alat angkut lainnya. Menggunakan alat uji emisi portabel yang memantau kadar CO2, NOx, dan partikel halus.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendri Widodo, menyatakan bahwa 15% kendaraan awal gagal memenuhi standar emisi Euro IV, menunjukkan kebutuhan perbaikan mendesak. “Kami akan memberikan waktu dua bulan untuk perbaikan sebelum sanksi diterapkan,” ujarnya.
Baca Juga
Cuan Bisnis Pelayaran & Logistik Batu Bara di Tengah Perang Dagang 2025
Program ini juga mencakup penggantian bahan bakar fosil dengan biofuel B30 di beberapa armada, yang diklaim dapat mengurangi emisi hingga 20%. Pelindo berkomitmen mengalokasikan Rp500 miliar untuk retrofit kendaraan dan infrastruktur pengisian bahan bakar hijau. Data sementara menunjukkan emisi di Pelabuhan Tanjung Priok turun 8% sejak pilot project dimulai pada Mei 2025.
Warga sekitar pelabuhan menyambut baik inisiatif ini, dengan keluhan polusi udara yang sering muncul berkurang. Namun, beberapa pengusaha transportasi mengkritik biaya retrofit yang tinggi. Kementerian menjanjikan subsidi untuk UMKM angkutan. Hingga kini, program ini dipantau ketat, dengan rencana perluasan ke pelabuhan kecil pada 2026.
Baca Juga : Kontainer Muat Bahan Keramik Tabrak Median Jalan di Pandaan!