Jabodetabek

Macet Horor Tanjung Priok Bikin Resah, Menhub Tunjuk Ciwandan dan Patimban Jadi Solusi!

3
×

Macet Horor Tanjung Priok Bikin Resah, Menhub Tunjuk Ciwandan dan Patimban Jadi Solusi!

Share this article
Macet Horor Tanjung Priok Bikin Resah, Menhub Tunjuk Ciwandan dan Patimban Jadi Solusi!
Macet Horor Tanjung Priok Bikin Resah, Menhub Tunjuk Ciwandan dan Patimban Jadi Solusi!

Lintaskontainer.co.id, Jakarta, 10 Mei 2025 – Kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang terjadi sejak 16-18 April 2025, masih menjadi perhatian serius. Antrean kendaraan mengular di Jalan Yos Sudarso hingga tak bergerak, dipicu oleh lonjakan bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One (NPCT-1).

PT Pelindo mencatat volume truk melonjak hampir 100%, dari rata-rata 2.500 menjadi 4.200 truk per hari, ditambah kapal yang bongkar muat di luar jadwal.

Macet Horor Tanjung Priok Bikin Resah, Menhub Tunjuk Ciwandan dan Patimban Jadi Solusi!
Macet Horor Tanjung Priok Bikin Resah, Menhub Tunjuk Ciwandan dan Patimban Jadi Solusi!
Baca Juga

Sulawesi Utara dan Selatan: Pemerataan Ekonomi Lewat Pelabuhan Modern!

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa kemacetan ini bukan akibat pembatasan angkutan Lebaran, yang telah berakhir pada 8 April 2025, melainkan pelanggaran kapasitas terminal yang melebihi batas 65%.

“Kami serahkan penindakan ke Pelindo, tapi ini tidak boleh terulang,” ujar Dudy pada 23 April 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan. Depalindo bahkan mendesak audit ulang Amdal NPCT-1 karena sering memicu kemacetan.

Baca Juga

Terminal Petikemas Bitung: Jadi Gerbang Baru Ekspor-Impor di Indonesia Timur!

Untuk mengatasi masalah ini, pada Sabtu, 10 Mei 2025. Dudy menunjuk Pelabuhan Ciwandan di Banten dan Pelabuhan Patimban di Subang sebagai alternatif bongkar muat logistik. “Ciwandan dan Patimban punya kapasitas memadai untuk mengurangi beban Priok. Kami lihat lokasi pelaku usaha untuk memastikan efisiensi,” katanya. Patimban, yang masih dikembangkan, diharapkan menampung hingga 7,5 juta TEUs per tahun, sementara Ciwandan bisa jadi solusi jangka pendek.

Namun, pengamat logistik, Budi Santoso, mengingatkan perlunya infrastruktur pendukung seperti akses jalan yang memadai agar solusi ini efektif. Sementara itu, eksportir mengeluh atas kerugian akibat kemacetan, menuntut Pelindo lebih baik dalam prediksi dan pengelolaan arus barang. Langkah ini diharapkan mampu mengurai kongesti di Priok dan menjaga kelancaran logistik nasional.