Lintaskontainer.co.id, Jakarta, 11 Agustus 2025 – BHP, perusahaan tambang terbesar di dunia, memimpin konsorsium global yang melibatkan raksasa baja dan energi seperti ArcelorMittal Nippon Steel India, JSW Steel, Hyundai Steel, Chevron, dan Mitsui & Co. untuk mengkaji peluang Carbon Capture, Utilisation, and Storage (CCUS) skala besar di Asia.
Studi pra-kelayakan selama setahun ini, dikelola oleh Hatch. Bertujuan mengeksplorasi solusi dekarbonisasi untuk sektor “sulit direduksi” seperti industri baja, yang menyumbang 7-9% emisi karbon global.

Baca juga
Saat Prabowo Pilih Cara Damai Usai Malaysia Ogah Sebut Ambalat
Konsorsium ini akan menilai potensi pengembangan proyek CCUS di Asia dan Australia Utara. Fokus pada penyimpanan atau pemanfaatan ulang karbon dioksida dari tungku baja. “Dengan berbagi pengetahuan dan sumber daya, kami mendukung solusi inovatif seperti CCUS untuk mendekarbonisasi sektor baja,” ujar Ben Ellis, VP Marketing Sustainability BHP, Minggu (10/8/2025).
Industri baja Asia, yang menghasilkan lebih dari 1 miliar ton per tahun, menghadapi tantangan besar karena ketergantungan pada batubara. Teknologi CCUS, meski matang, terhambat oleh biaya tinggi (US$50-150/ton CO2) dan minimnya regulasi di Asia, menurut Bloomberg.
Baca Juga
UMKM Riau Ekspor 1 Kontainer Produk Rotan ke Malaysia, Hasilkan Devisa Rp 33,7 Juta
Menyoroti antusiasme terhadap inisiatif ini, menyebutnya sebagai langkah besar menuju dekarbonisasi. Studi yang akan selesai akhir 2026 ini akan merilis temuan secara publik, mendorong pembelajaran industri dan pengembangan kebijakan. “Ini adalah kolaborasi lintas-sektor yang bisa mengubah wajah industri baja.”
Dengan tekanan regulasi global seperti CBAM Uni Eropa, inisiatif BHP ini menunjukkan komitmen industri swasta untuk menekan emisi tanpa menunggu regulasi penuh. Jika sukses, CCUS bisa menjadi jembatan menuju produksi baja rendah karbon di Asia, memperkuat keberlanjutan global.
Baca juga : Kapal Dalom Tiba di Merak: Tonggak Baru Transportasi Lampung!