Lintaskontainer.co.id, Jakarta, 2 Agustus 2025 – Dunia teknologi menyaksikan pergeseran besar dengan kontainer dan edge computing menjadi standar baru distribusi aplikasi.
Menurut laporan Red Hat Global Tech Outlook 2025, 68% perusahaan global kini mengadopsi teknologi kontainer seperti Docker dan Kubernetes untuk mempercepat deployment aplikasi, sementara edge computing diprediksi digunakan oleh 54% bisnis di Asia-Pasifik untuk proses data real-time.

Baca Juga
Bendera Luffy Mengguncang RI! DPR Tuding Jolly Roger Picu Perpecahan
Kombinasi ini mengubah cara aplikasi dikembangkan, diterapkan, dan dikelola, menawarkan efisiensi dan skalabilitas yang belum pernah ada.
Kontainer memungkinkan aplikasi dikemas dengan dependensinya, memastikan portabilitas lintas platform, dari cloud ke server lokal.
Sementara itu, edge computing memproses data di dekat sumbernya. Seperti perangkat IoT atau gateway, mengurangi latensi hingga 40% dibandingkan cloud tradisional, menurut IBM. Di Indonesia, startup seperti Gojek dan Tokopedia memanfaatkan Kubernetes untuk mengelola microservices dan edge computing untuk analisis data pelanggan secara cepat, seperti rekomendasi produk di aplikasi.
Baca Juga
Dompet Terkuras! Biaya Transportasi Warga Jabodetabek Tembus Rp1,9 Juta per Bulan
“Kontainer dan edge adalah game-changer, bikin aplikasi lebih lincah dan responsif.” Ujar CTO Tokopedia, Andi Zain, seperti dikutip Tech in Asia.
Netizen ramai EdgeComputing, memuji potensi teknologi ini di industri seperti ojek online dan smart city. Meski beberapa khawatir soal keamanan data di edge nodes.
Dengan demikian, adopsi kontainer dan edge computing di Indonesia menjanjikan transformasi digital yang lebih cepat, terutama untuk sektor logistik dan e-commerce. Meski tantangan seperti infrastruktur jaringan masih perlu diatasi.
Baca Juga : TPK Bagendang Tambah QCC: Layanan Logistik Makin Cepat!