Lintaskontainer.co.id, Jakarta, 13 Mei 2025 – Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengalami kemacetan parah yang mencapai puncaknya pada 16-18 April 2025. Hingga disebut sebagai “macet horor” oleh para pengguna jalan.
Ribuan truk kontainer membeku di Jalan Yos Sudarso, tak bergerak hingga menyebabkan antrean sepanjang 5 kilometer. Penyebab utama adalah lonjakan aktivitas bongkar muat di New Priok Container Terminal One (NPCT-1), yang melampaui kapasitas terminal.

Baca Juga
Rem Blong! Truk Kontainer Bermuatan Air Kemasan Terguling di Tanjakan Sigro, Warga Heboh!
PT Pelindo mencatat volume truk melonjak drastis, dari rata-rata 2.500 menjadi 4.200 truk per hari, ditambah kapal-kapal yang bongkar muat di luar jadwal. “Kapasitas terminal sudah melebihi batas aman 65%, ini di luar prediksi,” ujar juru bicara Pelindo, Andi Rizki, pada 12 Mei 2025.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa kemacetan ini bukan akibat pembatasan angkutan Lebaran, yang berakhir pada 8 April 2025. Melainkan murni karena pelanggaran kapasitas. “Pelindo harus bertanggung jawab, ini tidak boleh terulang,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, 23 April 2025. Depalindo bahkan mendesak audit ulang Amdal NPCT-1, yang kerap menjadi sumber kemacetan.
Baca Juga
Menggali Peluang Ekspor ke Australia Bersama Diaspora, Prospek Cerah!
Dampaknya terasa luas. Para eksportir mengeluhkan kerugian hingga miliaran rupiah karena keterlambatan pengiriman, sementara sopir truk terjebak hingga 12 jam tanpa fasilitas memadai. “Kami stuck, makan pun susah,” keluh seorang sopir, Budi (38). Warga sekitar juga resah karena akses jalan terhambat, memicu kemarahan di media sosial dengan tagar #PriokMacet.
Sebagai solusi, Dudy menunjuk Pelabuhan Ciwandan di Banten dan Pelabuhan Patimban di Subang sebagai alternatif bongkar muat pada 10 Mei 2025. Namun, pengamat logistik Budi Santoso memperingatkan perlunya infrastruktur pendukung agar solusi ini efektif. Tanpa langkah konkret, Tanjung Priok berpotensi menjadi bom waktu bagi logistik nasional.