Lintaskontainer.co.id, Jakarta, 25 Mei 2025 – Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai, Djaka Budhi Utama, mengungkapkan maraknya praktik penyelundupan melalui “pelabuhan gelap” atau pelabuhan tidak resmi di Indonesia, yang menjadi celah utama kerugian penerimaan negara.
Dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (23/5/2025), Djaka menyatakan pihaknya akan memperkuat koordinasi dengan TNI dan Polri untuk menutup lubang-lubang penyelundupan tersebut.

Baca Juga
Ekspor ke Korsel & Jepang, Wood Pellet Gorontalo Jadi Primadona Baru!
“Pastinya banyak pelabuhan gelap yang perlu dikoordinasikan dengan TNI dan Polri. Tujuannya memastikan penyelundupan berkurang sehingga penerimaan negara sesuai target,” ujar Djaka. Menegaskan mandat dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengawal penerimaan negara dari sektor kepabeanan.
Dalam sepekan, Bea Cukai mencatat 283 penindakan penyelundupan berbagai komoditas senilai Rp49 miliar, termasuk elektronik, pakaian, aksesoris ponsel. Hingga motor Harley Davidson, dengan potensi kerugian negara Rp10,3 miliar.
Baca Juga
Ekspor 7 Kontainer Resmi Dibuka! Lamongan Exportiva II Siap Guncang Pasar Global
Wilayah seperti Batam, dengan 143 pelabuhan tidak resmi dari 155 pelabuhan, menjadi titik rawan. Penyelundupan narkotika, rokok ilegal, hingga senjata api sering kali memanfaatkan jalur ini. Contohnya, pada 13 Mei 2025, Bea Cukai Atambua menggagalkan ekspor 48 senapan angin di perbatasan Indonesia-Timor Leste. Synergi dengan TNI AL juga berhasil menindak 3,5 juta batang rokok ilegal di Batam pada 19 Mei 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya sinergi lintas instansi untuk meningkatkan pengawasan dan menjaga iklim ekonomi yang sehat. Djaka, yang baru mengundurkan diri dari TNI per 2 Mei 2025, optimistis kerja sama ini akan memperkuat penegakan hukum dan meminimalkan praktik ilegal yang merugikan negara.