Logistik

Transfer Pricing di Freight Forwarding: Tantangan Global dalam Dunia Logistik

11
×

Transfer Pricing di Freight Forwarding: Tantangan Global dalam Dunia Logistik

Share this article
Transfer Pricing di Freight Forwarding: Tantangan Global dalam Dunia Logistik
Transfer Pricing di Freight Forwarding: Tantangan Global dalam Dunia Logistik

Lintaskontainer.co.id, Jakarta, 25 September 2025Industri freight forwarding menghadapi pertumbuhan pesat di tengah globalisasi, tetapi transfer pricing menjadi tantangan utama bagi perusahaan multinasional. Oleh karena itu, pemahaman mendalam diperlukan untuk memastikan kepatuhan pajak dan efisiensi biaya.

Pertama, freight forwarding berfungsi sebagai perantara logistik yang membeli ruang angkut dari shipping line dan menjualnya kembali ke klien. Misalnya, skema NVOCC (Non-Vessel Operating Common Carrier) memungkinkan distribusi efisien lintas benua. Dengan demikian, pasar global ini diproyeksikan mencapai USD 285,60 miliar pada 2030 dengan CAGR 4,9%.

Transfer Pricing di Freight Forwarding: Tantangan Global dalam Dunia Logistik
Transfer Pricing di Freight Forwarding: Tantangan Global dalam Dunia Logistik
Baca Juga

Harga Land Rover Defender Terbaru 2025

Kedua, transfer pricing di sektor ini sering memicu sengketa karena margin operasional tipis, sekitar 2-5%. Selain itu, otoritas pajak mempertanyakan pembagian revenue antar entitas terkait, seperti split 70:30 antara origin dan destination affiliates. Akibatnya, perusahaan seperti DHL atau Kuehne + Nagel harus membuktikan arm’s length principle melalui dokumentasi kuat.

Ketiga, di India, kasus Net Freight Pvt. Ltd. menyoroti margin 2,56% yang dianggap terlalu rendah dibanding benchmark 7-13%. Contohnya, otoritas pajak menuntut penyesuaian berdasarkan fungsi serupa di perusahaan pihak ketiga. Oleh sebab itu, metodologi seperti net revenue split menjadi krusial untuk menghindari penalti.

Baca Juga

Ibu Hamil Sumbawa Melahirkan Bayi Laki-laki di Kapal Ferry Poto Tano!

Terakhir, perusahaan logistik menerapkan model bisnis terintegrasi dengan OECD guidelines untuk benchmarking. Dengan kata lain, penggunaan AI dan digitalisasi membantu mengoptimalkan pricing dinamis dan compliance. Jadi, kolaborasi dengan pakar TP seperti IBFD mencegah risiko di tengah fluktuasi geopolitik dan biaya bahan bakar.

Secara keseluruhan, transfer pricing di freight forwarding menuntut keseimbangan antara profitabilitas dan regulasi global. Mulai sekarang, perusahaan harus proaktif mengadopsi strategi canggih untuk bertahan di dunia logistik yang dinamis.

Baca Juga : Ukuran Container 20 Feet 2025: Dimensi, Kapasitas, dan Berat Lengkap!