Lintaskontainer.co.id, Banyuwangi, 17 September 2025 – Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi gelombang tinggi di Selat Bali akibat musim angin timur.
BMKG Banyuwangi memprediksi gelombang bisa mencapai 2,5 hingga 4 meter dalam beberapa pekan ke depan, memaksa pihak pelabuhan terapkan langkah mitigasi risiko untuk keselamatan pelayaran, kelancaran logistik, dan perlindungan pengguna jasa.

Baca Juga
Nama Pelabuhan di Indonesia Beserta Letaknya: Daftar Lengkap 2025
General Manager PT Pelindo Regional 3, Eko Budyasmoro, menyatakan pelabuhan telah perkuat koordinasi dengan operator kapal, KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan), dan BMKG. Langkah utama meliputi briefing keselamatan harian untuk nakhoda, pemeriksaan alat navigasi, dan pembatasan pelayaran berisiko. “Kami imbau seluruh nakhoda patuhi peringatan dini dan prioritaskan keselamatan,” ujar Eko di konferensi pers Selasa (16/9/2025).
“Kami ajak semua pihak tingkatkan kewaspadaan, utamakan keselamatan, dan hindari pelayaran berisiko,” tambah Eko. “Koordinasi lintas sektor berjalan optimal untuk mitigasi cuaca ekstrem.”
Baca Juga
25 NFT Termahal di Dunia 2024: Harga Fantastis!
Pelabuhan Tanjung Wangi, sebagai gerbang utama ke Bali, catat peningkatan lalu lintas kapal meski cuaca buruk. Hingga kini, 400 kapal melintas sejak Juli 2025, termasuk 45 kapal BBM dan 18 kapal RoRo. Namun, imbauan BMKG untuk batasi keberangkatan kapal kecil ditekankan. Kasus kapal terbalik di Selat Bali akhir Agustus lalu jadi pelajaran berharga.
Upaya ini selaras dengan Instruksi Presiden Nomor 12/2025 tentang percepatan infrastruktur pelabuhan terluar. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa apresiasi langkah Pelindo. “Keamanan pelayaran prioritas utama di musim gelombang tinggi,” katanya. Pantau prakiraan BMKG di bmkg.go.id untuk update cuaca Selat Bali. Keselamatan pelayaran tetap nomor satu!
Baca Juga : Gaji Pegawai PLN di Jabodetabek 2025