Lintaskontainer.co.id, Maumere, 27 Juli 2025 – Nasib buruh darat di Pelabuhan Laurens Say, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, kian memprihatinkan. Upah Rp325 ribu per kontainer untuk bongkar muat harus dibagi rata ke 30 orang dalam satu kelompok, sehingga per orang hanya mendapat sekitar Rp10.800.
Dengan beban kerja berat dan risiko tinggi, buruh menjerit karena penghasilan tak cukup untuk hidup layak. Akibatnya, lebih dari 60 buruh mogok kerja pada Rabu (23/7) dan mendatangi Kantor DPRD Sikka untuk menuntut kenaikan upah.

Baca Juga
MRT Jakarta-Sinar Mas Kaji Rute Lebak Bulus-Serpong untuk Atasi Macet
Koordinator buruh, Michael Rikardus Sengi, menyatakan kekecewaannya karena rekomendasi DPRD Sikka usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada 11 Juli belum ditindaklanjuti.
“Kami longmarch ke Dinas Nakertrans, tapi tak ada solusi nyata,” ujarnya. Buruh juga diterima Sekretaris Dinas Nakertrans, Petrus Piter, namun merasa pemerintah daerah tak peduli.
Baca Juga
Pelindo Tanjung Priok Sambut Analis Kredit Bank Mandiri: Kupas Operasional Pelabuhan
Selain itu, perusahaan seperti PT Citra Niaga Logistik dan PT Meratus Line Maumere dinilai tak kunjung memperbaiki sistem pengupahan.
Ketua DPRD Sikka, Stef Sumandi, berjanji menjadwalkan RDP lanjutan dengan pihak terkait. Namun, buruh menilai pemerintah dan perusahaan lamban bertindak.
Dengan demikian, aksi mogok berisiko berlanjut jika upah tak kunjung naik. Ramai mendukung perjuangan buruh via tagar #BuruhMaumere, menyerukan keadilan upah. Oleh karena itu, solusi mendesak diperlukan untuk menjamin kesejahteraan buruh pelabuhan.
Baca Juga : BYD Seagull Meluncur: SUV Mini Listrik yang Bikin Geger Pasar Otomotif!