Lintaskontainer.co.id, 27 April 2025 – Industri pelayaran China tengah menghadapi tekanan berat setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif baru pada sejumlah produk impor. Dampaknya langsung terasa, dengan volume kiriman kontainer dari China ke AS mengalami penurunan tajam sepanjang kuartal pertama 2025.
Data dari Asosiasi Pelayaran China menunjukkan penurunan volume pengiriman sebesar 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Banyak perusahaan ekspor besar di China melaporkan penurunan permintaan, terutama untuk barang elektronik, tekstil, dan produk manufaktur lainnya.
Baca Juga
Kontainer Kimia Meledak di Pelabuhan Iran, 4 Tewas dan Ratusan Terluka

“Tarif tambahan ini membuat produk China menjadi lebih mahal di pasar Amerika. Sehingga permintaan dari konsumen turun drastis,” ujar seorang analis perdagangan dari Shanghai.
Beberapa jalur pelayaran utama pun terpaksa mengurangi frekuensi pengiriman untuk menyesuaikan dengan berkurangnya muatan. Hal ini berdampak besar pada perusahaan logistik dan operator pelabuhan di sepanjang pesisir timur China.
Baca Juga
Rem Blong, Truk Kontainer Hantam Truk Sampah Pemkot Surabaya
Pemerintah China sendiri tengah mencari solusi dengan memperluas pasar ekspor ke negara-negara Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Guna mengurangi ketergantungan pada pasar AS.
Di sisi lain, para pelaku industri pelayaran berharap adanya perundingan baru antara China dan AS untuk menurunkan ketegangan dagang yang kembali memanas. Jika tidak, mereka memperkirakan tren penurunan ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
Ketidakpastian global ini menjadi tantangan besar bagi ekonomi China yang masih berupaya pulih pasca pandemi, sekaligus menunjukkan betapa rapuhnya rantai pasok global terhadap kebijakan proteksionisme.
Baca Juga: Pelindo Ajak Kolaborasi Besar! Kunci Sukses Operasional di Pelabuhan Tanjung Priok